GAMBARAN UMUM KELURAHAN
KECAMATAN MAGELANG SELATAN
KOTA MAGELANG
1. Gambaran
Fisik
Kondisi Geografis dan Administratif
Kelurahan Tidar Selatan merupakan salah
satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Magelang Selatan Kota Magelang. Kelurahan merupakan salah satu kawasan perbatasan dengan Kabupaten
Magelang yang berada di sebelah selatan perkotaan, dengan berbagai macam
ciri-ciri atau karakteristik kota yang mendominasi. Kelurahan mempunyai luas 126.9 Ha atau 1.269 Km2. Adapun
batas-batas administratif Kelurahan
adalah sebagai berikut :
Sebelah
Utara : Kelurahan Tidar Utara Kecamatan
Magelang Selatan Kota
Magelang
Sebelah
Timur : Desa Sidomulyo Kecamatan Candimulyo
Kabupaten Magelang
Sebelah
Selatan : Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten
Magelang
Sebelah Barat : Kelurahan Magersari Kecamatan Magelang
Selatan Kota
Magelang.
Topografi/Kemiringan Lahan
Berdasarkan
topografinya, Kelurahan mempunyai bentuk kontur yang
relatif datar yang berpengaruh pada arah aliran saluran kota yang menuju ke
sungai Elo. Kondisi ini memungkinkan adanya genangan air di beberapa
kawasan. Kelerengan tanahnya berkisar antara 0 – 8 %.
Kelurahan merupakan kawasan yang terletak di dataran
rendah. Kelurahan 100%
berupa tanah yang datar sampai berombak dengan dataran paling rendah pada
daerah sungai, karena kawasan ini dilewati oleh sungai yang cukup besar, yaitu
Sungai Elo serta berbatasan langsung dengan Desa Sidomulyo Kecamatan Candimulyo
Kabupaten Magelang di sebelah Timur. Kondisi wilayah yang bergelombang tersebut
memperkecil kemungkinan wilayah ini terjadi banjir, karena air hujan akan
langsung dialirkan dan diserap oleh sungai Elo yang berada di kawasan ini.
Hidrologi
Kelurahan merupakan
wilayah yang terletak di bawah Gunung Tidar. Kondisi Hidrologi Kelurahan
dapat
dilihat melalui empat hal yaitu air tanah, air PAM, dan Daerah Aliran Sungai.
Tanah di Kelurahan memiliki
kedalaman air tanah < 15 meter. Bagi wilayah yang termasuk ke dalam wilayah
perkotaan, sumur dengan kedalaman < 15 meter adalah normal. Jika
kurang dari 7 meter termasuk dangkal dan jika lebih dari 15 meter termasuk
dalam.
Kelurahan
juga dilalui oleh sungai yaitu, Sungai Elo. Oleh karena
itu, kawasan ini
merupakan Daerah Aliran Sungai. Sungai Elo memiliki lebar ± 28 meter.
Tata Guna Lahan
(Pemanfaatan Lahan)
Kelurahan memiliki
hamparan lahan seluas 126.9 Ha atau
1.269 Km2 yang meliputi jenis penggunaan tanah sebagai tanah sawah,
permukiman, fasilitas umum, dan lain-lain.
2. Gambaran Sarana Prasarana
Sarana Pendidikan
Sarana
pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting untuk meningkatkan
kualitas pembangunan suatu wilayah, karena kualitas SDM dapat diukur dari
seberapa besar tingkat pendidikan yang diperoleh masyarakat.
Ketersediaan
sarana pendidikan di Kelurahan dapat
dikatakan cukup lengkap, yaitu mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan Madrasah.
Bahkan di Kelurahan ini terdapat sekolah agama berupa TPQ, di antaranya RW I,
II, III, IV, V, VI dan RW VII. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi
kehidupan masyarakat Kelurahan yang
bersifat religius.
Sarana Kesehatan
Sarana
kesehatan yang terdapat di Kelurahan antara
lain poliklinik, Pukesmas Pembantu dan Puskesmas Pusat Magelang Selatan,dan
bidan tradisional. Sarana kesehatan khususnya Posyandu Balita & Lansia yang
ada hampir semuanya tersebar di masing-masing RW.
Sarana Perekonomian
Kelurahan merupakan salah satu kelurahan yang memiliki
potensi ekonomi yang cukup beragam, di bidang perikanan serta perdagangan dan
jasa. Bidang perikanan didukung oleh keberadaannya lahan pertanian yang cukup
luas. Bidang industri banyak sekali IKM Sentra Tahu kemudian memberi
pengaruh yang cukup besar terhadap kegiatan perdagangan. Dengan kegiatan
industri tahu tersebut juga memunculkan berbagai macam industri pengolahan
tahu, seperti industri krupuk tahu Yuka dan Cahaya Tidar. Selain itu juga
dengan terdapatnya pusat kegiatan Ekonomi yaitu Pasar Gotong Royong yang di
himpit oleh 9 RW dari 12 RW yang ada di Kelurahan RW-RW tersebut
adalah RW IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan RW XII.
Dari
kegiatan perdagangan yang dikembangkan di Kelurahan adalah jenis perdagangan
ritel. Hal itu dapat dilihat dari hampir sebagian besar penggunaan lahan
ekonomi, terutama di sepanjang jalan utama.
Sarana Pemerintahan
Sebagai kawasan
yang terletak di dekat pusat kota, menjadikan kawasan ini cukup strategis dalam
segala hal, salah satunya adalah ada kantor pemerintahan yang terdapat di
kawasan Kelurahan ,
di samping kantor Kelurahan .
Kantor pemerintahan
yang terdapat di Kelurahan adalah
Kantor Kecamatan Magelang Selatan.
Prasarana Jalan dan Jembatan
Dilihat dari
sistem jaringan jalan yang ada, Kelurahan
mempunyai pola jaringan papan catur/grid
system yaitu saling berpotongan pada sumbu utama Selatan - Utara dan Barat
- Timur. Perpotongan tersebut berpusat pada perempatan di Jln Sukarno Hatta
sebagai jalan utama menuju Kota Yogjakarta.
Jalan-jalan dan
jembatan yang ada di Kelurahan dibangun
untuk mempermudah kegiatan perhubungan atau sirkulasi yang menghubungkan satu
wilayah dengan wilayah yang lainnya. Kelurahan
yang dilewati oleh jalan utama menuju Kota Yogjakarta setidaknya harus
memiliki jalan yang kondisinya baik karena merupakan jalur utama transportasi
kota yang dilewati oleh berbagai armada atau angkutan baik angkutan pribadi
maupun angkutan umum.
Di samping itu, Kelurahan yang dialiri oleh Sungai Elo dan Sungai
Manggis juga harus memiliki jembatan yang representatif kegunaannya. Kondisi
lalulintas yang cukup padat serta bermacam kendaraan yang berjalan melintasi
jalanan di Kelurahan membuat jalan dan
jembatan di kawasan ini harus dirawat supaya tidak mudah rusak.
Jalan-jalan di Kelurahan rata-rata
adalah jalan aspal, terutama di jalan-jalan utama. Di samping itu, juga
terdapat jalan dengan konstruksi beton, paving dan masih terdapat jalan tanah
yang merupakan jalan lingkungan di beberapa RW. Kondisi jalan juga cukup baik,
meskipun masih ada beberapa jalan yang mengalami kerusakan.
Jaringan Listrik dan Telepon
Jaringan
listrik di Kelurahan telah menjangkau
seluruh kawasan, namun belum seluruh penduduk menggunakan listrik sebagai
sumber energi penerangan.
Telepon merupakan salah satu kebutuhan masyarakat untuk
melakukan komunikasi dengan orang lain. Kebutuhan akan telepon dapat dipenuhi
dengan adanya infrastruktur berupa jaringan telepon. Di Kelurahan , jaringan
telepon telah menjangkau di seluruh kawasan meskipun tidak semua penduduk
menggunakan telepon rumah sebagai alat komunikasi.
Jaringan Air Bersih dan Sanitasi
Air
bersih merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi masyarakat, yaitu untuk
minum, memasak, mencuci, dan juga mandi. Namun, tidak semua warga di
Kelurahan telah memiliki sumber air
bersih sendiri. Masih ada beberapa rumah yang menggunakan fasilitas umum dan
juga menumpang untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Sumber air bersih di Kelurahan
sebagian besar adalah menggunakan PDAM yang disediakan oleh pemerintah
dan juga sumur. Tidak ada masyarakat yang menggunakan sumber air berupa air
sungai karena kondisi air sungai yang kotor dan tidak memungkinkan untuk
dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi atau mencuci.
Drainase
Jaringan
drainase di Kelurahan berupa jaringan
drainase terbuka dan tertutup dengan jaringan drainase utama atau primer adalah
sungai. Jaringan drainase sekunder berada di jalan-jalan utama
kawasan. Jaringan drainase tersier
berada di sepanjang jalan lingkungan berupa selokan. Jaringan drainase sekunder
merupakan penghubung antara jaringan drainase primer dengan tersier. Akan tetapi,
tidak semua kawasan telah memiliki jaringan drainase sendiri. Masih ada sekitar
30 % dari
total seluruh rumah yang ada di Kawasan Kelurahan tidak memiliki saluran atau jaringan
drainase.
Jaringan Persampahan
Sistem
pengelolaan sampah di Kelurahan masih
memerlukan perhatian khusus, karena hampir seluruh kawasan belum memiliki
pengelolaan sampah secara mandiri dan cenderung masih mengelola secara
individual. Bahkan, hampir 50 % warga justru membuang sampah ke sungai/selokan,
meskipun ada TPS yang disediakan untuk tempat pengumpulan sampah sementara
sebelum diangkut dan dibuang ke TPA.
Jaringan
Air Limbah
Keberadaan
sungai yang ada wilayah ini ternyata dimanfaatkan oleh sebagian penduduk untuk
pembuangan limbah, baik limbah rumah tangga maupun limbah industri, sehingga
sungai dipenuhi oleh sampah-sampah rumah tangga dan limbah industri. Masih
banyak juga penduduk yang memanfaatkan sungai dan juga selokan untuk jamban,
sehingga mereka membuat jamban non permanen di pinggir sungai atau langsung
melakukan kegiatan buang air besar di selokan. Dari hasil pemetaan swadaya juga
diketahui bahwa belum semua KK atau rumah tangga telah memiliki sanitasi atau
saluran air limbah sendiri.
Di Kelurahan juga diperoleh data
bahwa belum semua KK memiliki MCK pribadi. Setidaknya 420 KK di
Kelurahan atau sekitar 25 % dari total
KK di Kelurahan ( 1681 ) masih
menggunakan MCK umum, dan ada 150 KK yang
masih menumpang.
Beberapa industri tahu
/ kawasan pasar gotong royong ternyata juga masih banyak yang belum mempunyai IPAL
sendiri, sehingga mereka membuang limbah sisa kegiatan industri langsung ke
sungai ataupun jaringan drainase. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya
penyumbatan saluran drainase, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan sebagai endemi tumbuhnya
penyakit yang disebabkan oleh nyamuk karena air limbah tersebut menggenang
karena aliran drainase yang tidak lancar. Bahkan, banyak warga sekitar yang
mengeluhkan sumber bau dari limbah tersebut.
3. Profil
Nonfisik
A.
Demografi
Penduduk menduduki tempat yang sangat
penting dalam rencana Penataan sebuah kawasan, karena penduduk merupakan subyek
sekaligus obyek pembangunan itu sendiri, sehingga tingkat keberhasilan
pembangunan sebuah kawasan sangat ditentukan oleh keberadaan penduduk di
kawasan tersebut. Partisipasi aktif penduduk dalam pembangunan kawasan juga
sangat diperlukan agar perencanaan pembangunan kawasan tersebut tepat sasaran
dan sesuai dengan keinginan serta harapan penduduk. Karena bagaimanapun juga,
tujuan utama dari perencanaan pembangunan sebuah kawasan adalah untuk
kesejahteraan penduduk.
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan pada tahun 2011 adalah sebesar 5.761 jiwa.
Penduduk tersebut tersebar ke dalam 12 RW dan 45 RT. Adapun nama-nama kampung
yang ada di Kelurahan antara lain :
·
Kampung
Tidar Campur
Kampung ini terdiri dari 1 RW dan 5 RT.
Di kampung ini terdapat IKM
Sentra Industri tahu, Perusahaan
Rosok, Perusahaan Oto Bis Sumber Waras.
·
Kampung
Tidar Sawe
Kampung ini terdiri dari 1 RW dan 3
RT, Kelurahan dan Kecamatan Magelang
Selatan berada dalam kawasan RW ini.
·
Kampung
Tidar Salakan
Kampung ini terdiri dari 1 RW dan 3
RT, Kampung ini berada di perbatasan
Antara Kota Magelang dengan Kabupaten
Magelang khususnya Kecamatan Mertoyudan, di kampung ini terdapat sumber mata
air yang dapat dimaanfatkan guna air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di 3 RW
dan 10 RT.
·
Kampung
Tidar Warung
Kampung ini terdiri dari 3 RW dan 11
RT, kampung ini berdekatan dengan pasar Gotong Royong
·
Kampung
Trunan
Kampung ini terdiri dari 3 RW dan 12
RT, kampung ini sebagai kampung industri tahu dan kerjinan tahu lainnya seperti
kerupuk tahu, kerajinan kerang dan lain-lain
·
Kampung
Tidar Sari
Kampung ini terdiri dari 3 RW dan 11
RT, kampung ini terletak di belakang pasar gotong royong
Struktur
Penduduk berdasarkan Umur
Struktur penduduk Kelurahan berdasarkan umur pada tahun 2011 didominasi
oleh penduduk pada usia produktif (jenjang usia 20-59 tahun), yaitu sebanyak 3343
jiwa.
Kelompok Umur
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
2
|
3
|
4
|
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-39
40-49
50-59
60+
|
271
219
253
233
212
218
485
410
327
224
|
253
220
227
285
227
230
472
460
302
233
|
524
439
480
518
439
448
957
870
629
457
|
JUMLAH
|
2.852
|
2.909
|
5.761
|
Gambar 3.18 Grafik Struktur
Penduduk Berdasarkan Umur
Sumber : Data Monografi
Kelurahan , Bulan September 2011.
Struktur Penduduk
berdasarkan Tingkat Pendidikan
Struktur penduduk berdasarkan
tingkat pendidikan berguna untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia yang
terdapat di suatu wilayah, karena tingkat pendidikan merupakan salah satu tolok
ukur kualitas SDM. Pada tahun 2011, penduduk di Kelurahan , sebagai berkut :
1. Tidak /
Belum Sekolah
2. Tidak
Tamat SD / Sederajat
3. Tamat SD /
Sederajat
4. Tamat SMP
/ Sederajat
5. Tamat SLTA
/ Sederajat
6. Diploma I
/ II
7. Akademi /
Diploma III / S. Muda
8. Diploma IV
/ Strata I
9. Strata II
|
814 orang
442 orang
1.250 orang
882 orang
1.400 orang
10 orang
88 orang
366 orang
15 orang
|
Jumlah
|
5.237 orang
|
Struktur
Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
Sesuai dengan letak wilayahnya yang
berada di dekat pasar Gotong Royong, Industri Tahu dan Lahan Pertanian, maka
banyak penduduk di Kelurahan bermata
pencaharian sebagai pedagang, Petani, Buruh Tani, Wira usaha dan lain-lain.
- Perekonomian
Kelurahan
Kegiatan
Ekonomi
Kegiatan ekonomi penduduk di
Kelurahan cukup beragam. Kegiatan
ekonomi penduduk berdasarkan lapangan usaha dapat dibagi ke dalam beberapa
kegiatan utama, antara lain :
a) Industri
b) Perdagangan dan Jasa
Kegiatan ekonomi lain yang
juga mendominasi adalah kegiatan perdagangan dan jasa. Kegiatan ini terutama
terletak di sepanjang jalan-jalan utama. Kegiatan perdagangan rata-rata berupa
perdagangan ritel. Sedangkan kegiatan jasa yang terdapat di Kelurahan antara lain adalah LBH, jasa menjahit, salon,
warung makan, rental mobil, bengkel, dll.
c) Industri Pengolahan
Kegiatan industri pengolahan
di Kelurahan cukup beragam, mulai dari
industri rumah tangga, industri kecil, sedang hingga besar. Sedangkan jenis
kegiatan industri pengolahan yang terdapat di Kelurahan antara lain industri tahu dan kerajina rumah
tangga lainnya.
4. Potensi
Kelurahan
A. Potensi
Keruangan
·
Letak
atau Posisi Kelurahan yang Strategis
Letak Kelurahan
berdasarkan kondisi geografis dan administratif sangat strategis, yaitu
dekat dengan pusat kota, sehingga memiliki banyak kemudahan yaitu akses yang
mudah terjangkau, didukung oleh kemudahan jalur transportasi.
·
Dilintasi
2 Sungai
Kelurahan dilintasi oleh dua sungai, yaitu Sungai Elo dan Sungai Manggis. Keberadaan dua
sungai tersebut sangat berpeluang untuk mengembangkan potensi pariwisata
perairan, sekaligus memberi peluang bagi beberapa penduduk untuk membuka usaha
baru di bidang persewaan perahu.
B. Potensi Kependudukan
dan Sosial Budaya
·
Memiliki Sumber Daya Manusia
yang Potensial
Struktur
penduduk Kelurahan didominasi oleh
penduduk pada usia produktif (jenjang usia 20-59 tahun), sehingga memiliki
potensi banyak tenaga kerja.
·
Mempunyai
Organisasi/Kelembagaan Sosial Masyarakat yang Beragam dan Solid
Kelurahan memiliki beberapa organisasi sosial
kemasyarakatan yang cukup beragam dan solid, sehingga mempermudah mengkoordinir
atau menggerakkan masyarakat untuk memberikan partisipasinya dalam berbagai
kegiatan yang dilaksanakan.
·
Karakter Masyarakat yang Rukun, Gotong Royong, dan Agamis
Masyarakat
Kelurahan dikenal sebagai masyarakat
yang memiliki karakter yang rukun, gotong royong serta agamis. Hal tersebut
sangat berpotensi untuk membentuk sebuah komunitas masyarakat yang hidup dalam
suasana aman dan nyaman, serta memperkecil kemungkinan terjadinya benturan
kepentingan antar warga.
C. Potensi
Ekonomi
·
Banyak Industri Rumah Tangga
Selain
didominasi oleh kegiatan perikanan, perdagangan dan jasa, di Kelurahan juga terdapat beberapa industri rumah tangga
seperti catering, payet, pengolahan
sampah. Keberadaan industri-industri rumah tangga tersebut sangat berpotensi
untuk memberdayakan penduduk Kelurahan , terutama perempuan agar memiliki
ketrampilan khusus, sehingga dapat membantu perekonomian serta mengurangi
tingkat penganggura
·
Adanya Pasar Gotong Royong
Sebagai
potensi untuk masyarakat menyalurkan atau menjual hasil produknya.
D. Potensi
Sarana Prasarana
·
Ketersediaan Sarana yang
Lengkap dan Memadai
Ketersediaan
sarana pendidikan baik formal maupun nonformal, seperti TK, TPQ, SD, Madrasah,
SMP, SMA, SMK, dan Ponpes.
Ketersediaan
sarana prasarana keagamaan yang cukup yaitu 5 masjid dan 10 musholla, sehingga
dapat melayani dan mempermudah penduduk untuk melakukan aktivitas ibadah.
Sarana
dan Prasarana olah raga cukup beragam dan lengkap, antara lain lapangan
sepakbola, lapangan tenis, lapangan basket. Bahkan, Sarana kesehatan yang ada di
Kelurahan dapat dikatakan cukup lengkap,
antara lain tersedianya Poliklinik, apotek, praktek dokter dan juga bidan
ataupu pasyandu balita/lansia.
·
Memiliki Prasarana atau
Infrastruktur yang Lengkap
Selain
ketersediaan sarana yang lengkap dan memadai, Kelurahan juga memiliki prasarana atau infrastruktur
yang lengkap, antara lain jaringan jalan dan jembatan, jaringan listrik dan
telepon yang telah menjangkau seluruh kawasan, jaringan serta jaringan air
bersih. Bahkan, Kelurahan
juga dilewati oleh jalan-jalan utama menuju Kota Yogyakarta.
·
Sanimas
di RW V dan RW XI (Percontohan Kota Magelang)
Adanya rencana pemerintah Kota Magelang untuk
membangun Sanimas di RW 5
& XI sebagai upaya untuk penyediaan MCK umum untuk masyarakat
menjadi satu langkah yang baik bagi Penataan kawasan menuju kawasan yang
teratur dan sehat. Rencana pembangunan Sanimas ini sekaligus menjadi Proyek
Percontohan di Kota
Magelang
5. Permasalahan
Permasalahan utama
yang dihadapi di Kelurahan ditinjau dari
3 aspek, yaitu aspek lingkungan, aspek kependudukan dan sosial budaya serta
aspek sarana prasarana
A.
Aspek Lingkungan
Ø Adanya
permukiman kumuh di bantaran sungai
Di kelurahan terdapat kawasan kumuh tengah kota yang
terdapat di daerah pinggir sungai.
Ø Kemacetan di Depan Pasar Gotong Royong
Pasar
Gotong Royong Kelurahan merupakan untuk
menampung pedagang-pedagang. Penataan ruang ini diharapkan untuk mengatasi
masalah kemacetan tiap pagi, namun setelah pasar selesai dibangun dan pedagang
pindah, namun lalu lintas di jalan tersebut masih macet tiap paginya, seta
masih adanya pedagang yang berjualan di trotoar sehingga terjadi penyalahgunaan
fungsi ruang yang dapat menimbulkan pemandangan yang tidak baik,
Ø Pembuangan
Limbah Cair dari Pengusaha Tahu yang Tidak Diolah Terlebih Dahulu
Banyaknya
pengusaha industri tahu di Kelurahan
ternyata belum diimbangi dengan pola pengolahan limbah cair secara
terpadu. Kondisi tersebut tentunya sangat mengganggu masyarakat sekitar, terutama
bau dari limbah cair yang membuat polusi. Limbah cair dari industri tahu
tersebut juga mengakibatkan terjadinya penyumbatan saluran drainase atau
selokan. Hal tersebut sangat mengganggu pengguna jalan serta menimbulkan bau
yang tidak enak,
Ø Prasarana Fasilitas Umum yang
Tidak Layak
Di RW III terdapat 4 jembatan sebagai
penghubung yang kondisinya masih kurang layak karena struktur bangunan jembatan
tersebut yang masih tradisional dan usia yang sudah tua. Sehingga arus
penghubung sangat terganggu,
Ø Kurangnya Sarana dan
Prasarana Dalam Pengelolaan Lahan yang Produktif
Luasnya lahan pertanian yang dimiliki
tetapi adanya keterbatasan sarana dan prasarana sehingga hasil yang didapat
oleh petani baik petani padi maupun petani ikan kurang maksimal.
B.
Aspek Kependudukan dan Sosial
Budaya
·
Padatnya
Penduduk di RW IV, V, VI, VII, VIII , IX dan RW XII
RW IV, V, VI, VII, VIII, IX dan
XII merupakan kawasan yang mengalami ledakan jumlah penduduk. Dilihat dari
luas wilayahnya, maka jumlah penduduk di 6 RW tersebut telah sangat padat, bahkan untuk beberapa
tahun yang akan datang, luas lahan yang ada tidak dapat menampung lagi jumlah
penduduk yang lebih besar. Jika hal tersebut terjadi, maka akan menimbulkan
desakan kepentingan yang semakin besar, sehingga dikhawatirkan akan menjadikan
kawasan semakin kumuh dan sesak.
·
Masih
Terdapat Anak Putus Sekolah Pendidikan Dasar 9 Tahun
Di tengah
kemudahan sarana pendidikan yang ada saat ini, ternyata beberapa penduduk usia
sekolah di Kelurahan masih ada yang
mengalami putus sekolah, terutama wajib belajar 9 tahun. Hal tersebut salah
satu faktornya adalah karena kondisi ekonomi keluarga yang masih memprihatinkan
atau miskin, sehingga para pelajar tersebut terpaksa harus putus sekolah.
C.
Aspek Sarana Prasarana
v Beberapa
Jaringan Jalan Mengalami Kerusakan
Kondisi beberapa jaringan jalan di
Kelurahan mengalami kerusakan, mulai dari kerusakan ringan hingga sedang. Hal
tersebut sangat mengganggu pengguna jalan, sehingga kerapkali perjalanan mereka
terganggu oleh kondisi aspal maupun paving yang telah rusak. Bahkan, beberapa
jalan lingkungan masih berupa tanah, sehingga hal tersebut juga mengganggu
pengguna jalan, terutama yang menggunakan kendaraan, karena kondisi jalan yang
tidak rata atau bergelombang
v Drainase atau Saluran Air Hujan (selokan) macet
Belum optimalnya
kinerja drainase atau saluran air hujan di beberapa RW di Kelurahan akibat pembangunan drainase yang belum
selesai. Hal tersebut menyebabkan drainase macet atau menyumbat, sehingga air
tidak dapat mengalir ke jaringan drainase primer (sungai).
v Belum
Ada Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah di sebagian besar
kawasan masih berjalan secara individu, sehingga banyak penduduk yang memilih
untuk membuang sampah ke sungai daripada ke tempat sampah. Akibatnya tingkat
pencemaran Sungai Elo dan Sungai Manggis semakin besar dan air sungai semakin
kotor serta terjadi pendangkalan air sungai.
v Belum
adanya MCK (6 RW)
Tidak
semua KK di Kelurahan memiliki MCK
pribadi. Bahkan, sebagian penduduk membangun MCK umum yang tidak permanen di
tepi Sungai/Membuang kotoran langsung di drainase. Akibatnya, terjadi
pencemaran limbah manusia di tepi Sungai/Drainase.
v Belum
Adanya Ruang Terbuka Publik Tingkat RW
Padatnya
bangunan di Kelurahan mengakibatkan
semakin sempitnya lahan terbuka di kawasan ini. Bahkan, di tingkat RW, tidak
tersedia cukup lahan untuk tempat bermain anak atau sebagai lapangan olahraga,
sehingga penduduk merasa tidak memiliki tempat yang memadai untuk melakukan
interaksi sosial.
v Minimnya
Penghijauan
Pemanfaatan lahan di Kelurahan yang sebagian besar digunakan untuk tempat
tinggal serta tempat usaha membuat kondisi penghijauan di kawasan ini masih
sangat minim. Terlebih lagi kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
penghijauan, sehingga beberapa kawasan permukiman di RW tertentu seperti RW V
panas karena tidak adanya pepohonan atau tanaman yang dapat menyerap sinar
matahari, sehingga mempengaruhi kualitas iklim yang cenderung panas.
v Kurangnya
Sarana Prasarana Pendukung Pertanian
Besarnya
jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani ternyata belum diimbangi dengan
ketersediaan sarana prasarana pendukung. Akibatnya, banyak petani yang masih meladang
dengan cara tradisional, sehingga hasil yang diperoleh juga kurang maksimal. Petani
juga sering terganggu oleh terjadinya kurangnya pengairan, sehingga seringkali petani
tersebut mengalami gagal panen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar